Tuesday, September 15, 2015

Makalah Pengantar Teknik Industri

makalah pengantar teknik industri



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembuatan makalah ini mengenai efek perubahan teknologi yang difungsikan di sector pertanaiaterhadap suatu aspek pembangunan .Pembangunan merupakan suatu proses perubahan. Suatu proses perubahan selalu terjadi, baik dengan sendirinya ataupunatau karena adanya intervensi yang merujuk kepada arah perubahan yang diinginkan. Pada umumnya terjadinya perubahan tersebut terjadi karena dilakukannya intervensi.Dalam pembangunan suatu masyarakat  bangsa, dengan merujuk kepada keinginan-keinginan yang disepakati masyarakat bangsa tersebut, dilakukan intervensi keberbagaibidang dengan tujuan agar perubahan yang sesuai dengan keinginan yang disepakatiterwujud. Intervensi tersebut dilakukan dengan mengubah parameter struktur dan/ataustruktur dari berbagai tatanan yang ada di dalam kehidupan masyarakat bangsa yang melakukan pembangunan tersebut. Tindakan mengubah parameter struktur maupunstrukturnya merupakan tindakan teknologis. Kalau perhatian kita arahkan hanya padatindakan-tindakan teknologis yang tertuju pada pembentukan system produksi yangmerupakan bagian dari system industri, maka intervensi teknologinya berdampak padasystem industri, dan pada gilirannya kepada system ekonomi, dan selanjutnya padasystem kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh perubahan dalam system ekonomitersebut

I.2 Rumusan Masalah

  1. Apa itu teknologi
  2. Mengapa terjadi perubahan sosial budaya dalam bidang pertanian
  3. Bagai mana masyarakat menanggapi perubahan sosial budaya

I.3 Tujuan

  1. Mengetahui perubahan sosial budaya dalam bidang pertanian
  2. Mengenal perubahan bentuk-bentuk sosisal budaya
  3. Diharapkan mahasiswa bisa menjelaskan tentang teknologi khususnya dalam bidang pertanian

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perubahan Sosial Budaya di Bidang Pertanian
        TEKNOLOGI  DALAM  PENGOLAHAN  LAHAN  PERTANIAN

             Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang,menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas. Pengertian lain tentang teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah Dalam kegiatan bercocok tanam tentu banyak menggunakan alat – alat untuk mengolah tanah ataupun hasil pertanian. Alat – alat untuk bercocok tanam tersebut sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan dari masa ke masa tentunya banyak mengalami berbagai macam perkembangan. Dalam proses pengolahan lahan mulanya menggunakan cangkul yang bertujuan untuk membalik lapisan tanah yang subur, akan tetapi lama kelamaan cangkul dirasa kurang efektif, karena dengan menggunakan cangkul tenaga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan luas tanah yang akan diolah, karena dalam hal ini manusia mempunyai peranan yang dominan didalam menggerakan alat dimaksud, sehingga produktifitas kinerja tegantung kepada kekuatan atau tenaga manusia itu sendiri, selain itu juga membutuhkan waktu yang cukup lama jika lahan yang akan ditanami cukup luas.

            Kemudian para petani menemukan cara yang lebih efektif dalam mengolah tanah dengan menggunakan bajak sawah yang ditarik binatang, seperti kerbau, sapi ataupun kuda . Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau teksturnya lebih halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau. Dengan menggunakan bajak, para petani dapat mempersingkat waktu dalam mengolah tanah agar secepatnya bisa segera ditanami.

            Namun dalam prosesnya, penggunaan bajak dalam kegiatan bercocok tanam juga menemui kendala. Karena bajak ditarik hewan, kendala yang dihadapi utamanya menyangkut hewan tersebut, kendala yang dialami ialah dalam hal pemeliharaan hewan tersebut, seperti kandang dan makanan hewan tersebut, selain itu tidak semua petani memiliki hewan ternak karena hewan – hewan tersebut dirasa cukup mahal bagi petani yang memiliki lahan pertanian yang tidak seberapa luas.

            Seiring berkembangnya teknologi dalam ilmu petanian serta adanya pemikiran kearah peningkatan produksi secara cepat dan berklanjutan, berdampak kepada perubahan alat pengolah lahan atau tanah, penggunaan bajak dengan tenaga kerbau sudah mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan jasa traktor yaitu alat yang menggunakan tenaga mesin sebagai penggeraknya, dengan bentuk yang di rancang menyerupai kendaraan bermotor serta mengunakan bahan bakar, alat ini disebut dengan traktor. Penggunaan alat pengolahan lahan yang menggunakan kekuatan tenaga mesin ( traktor ) dipandang lebih produktif serta efisien, karena dalam penggunaannya manusia yang mengendalikan alat tersebut. Sehingga tanah akan lebih cepat diolah dan ditanami.      
  
II.2 Bentuk-BentukPerubahan Sosial Budaya
Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern.Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu kekeadaan yang lain.
Secara umum perubahan sosial dan budaya dibedakan dalam beberapa bentuk:
a.       Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
b.      Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
c.       Perubahan yang direncanakan (planned change) / perubahan yang dikehendaki (intended change)  dan perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) / perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change)
d.      Perubahan Struktural dan Perubahan Proses                                                                                

II.3 Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dri dalam masyarakat (sebabintern) :
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.Jumlah penduduk mempengaruhi matapencaharian penduduk sebagai penduduk yang agraris
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).Seperti penemuan alat pengolah tanah dari penemuan bajak kayu sampai traktor canggih.
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Dari penemuan-penemuan tersebut muncullah konflik diantara masyarakat seperti pertimbangan petani dalam menggunakan traktor karena selain berdampak positif  juga dapat berdampak negatif.

b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat(Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karenaadanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebabekstern).
Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya. Seperti peneysuaian dalam menggunakan bajak hewan untuk lahan basah menggunakan sapi atau kerbau sebagai penggeraknya sedangkan di lahan kering menggunakan kuda.
2) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut. Diantaranya pada pengolahan tanah menggunakan traktor canggih karena pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

II.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan
Lain Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyaPerubahan Sosial Budaya di Bidang Pertanianrakat lain (terjajah).
c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
d . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan
menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

II.5  Sikap Kritis Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya
a.  Inovatif                                                                                                                                       
Adanya perkembanan tekhnologi dan penemuan-penemuan baru mendorong orang untuk terus berinovasi dalam menemukan tekhnologi baru yang lebih bermanfaat dan untuk menyempurnakan penemuan yang sebelumnya.
b.  Lebih praktis ( efisien )                                                                                   
Perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat mengakibatkan perilaku masyarakat menjadi lebih praktis dan efisien.
c.  Pertentangan ( Konflik )
Secara fisik kondisi tanah hasil pekerjaan bajak dengan kerbau (angleran) teksturnya lebih halus, hal itu dikarenakan pijakan terhadap tanah lebih intensif, serta kaya akan pupuk organik yang berasal dari kotoran kerbau. Sehubungan dengan kondisi tanah dimaksud, dapat menyababkan berkembangnya cacing tanah sehingga jumlah ikan belut pun akan meningkat.
d.  Ketidakserasian sosial ( disintegrasi )
Berbagai bidang kegiatan budaya dan seni maupun penciptaan alat- alat yang diyakini merupakan sebuah manfaat dan nilai dari kehidupan manusia, akan berkembang melalui serangkaian proses yang panjang sehingga mencapai pola-pola perilaku baru yang bedampak kepada kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang,menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas. Sikap kritis masyarakan sangat diperlukan dalam perkembangan teknologi, seperti : invasi, efisien, konflik, ketidakserasian sosial

III.2 Saran
Masyarakat harus bisa memanfaatkan dan mengendalikan teknologi supaya tidak menimbulkan efek samping pada perilaku manusian dan lingkungannya, serta bisa berpikir kritis untuk menemukan solusi-solusi atau terobosan balu dalam perkembangan teknologi



DAFTAR PUSTAKA
http://feralzam.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-budaya-di-bidang.html
http://himasio-unsyiah.blogspot.com/2011/11/pengaruh-teknologi-terhadap-perubahan.htm

No comments:

Post a Comment